ABSTRAK
Papain
merupakan enzim protease yang terdapat dalam getah papaya. Enzim
papain berfungsi sebagai proteolitik atau enzim pemecah protein. Enzim bromelin adalah enzim
protease yang dapat menghirolisis protein.
Enzim papain dan bromelin digunakan dalam industry pengolahan daging yang jika direndam
menggunakan enzim tersebut maka tekstur daging akan menjadi lunak. Daging
yang telah dimasak dianggap telah lembut jika mudah dikunyah dan, pada saat
yang sama, mempertahankan tekstur yang
diinginkan. Pada pengempukan daging dengan bantuan enzim papain
dan bromelin yang dilakukan pada suhu 4, 28, dan 40 C menunjukan hasil terbaik
pada suhu 40 C pada semua waktu penyimpanan, dan perubahan warna yang paling
ideal terjadi pada penyimpanan di suhu 40 C. Dan pengempukan daging yang lebih
baik adalah menggunakan enzim bromelin.
Kata Kunci :
Enzim Papain, Enzim Bromelin, Pengempukan Daging
Alat dan Bahan
Dalam praktikum aplikasi enzim
papain dan bromelin dalam proses pengempukan daging ini, menggunakan beberapa
bahan yang diperlukan pada praktikum ini seperti pepaya sebagai sumber enzim
papain dan nanas yang akan digunakan sebaga enzim bromelin. Selain kedua bahan
tersebut terdapat dua bahan lagi yang sangat penting yaitu daging dan aquadest.
Daging disini tentu sebagai bahan yang akan diamati kadar keempukannya selain
itu juga kami akan mengamati warna sert teksturnya. Setelah semuanya tersedia,
untuk melarutkan sari buah pepaya dan nanas tersebut dapat menggunakan aquades.
Sedangkan alat-alat yang
digunakan diantaranya seperti pisau, blender, kain saring, gelas beker, water
bath, dn gelas ukur. Pisau yang digunakan berguna untuk memperkecil ukuran
bahan seperti pepaya dan nanas agar dapat mempermudah proses pembuatan ekstrak
nanas dan pepaya tersebut. Sedangkan blender dan kain saring sangat berguna untuk dapat mendapatkan
ekstrak pepaya dan nanas yang digunakan untuk merendam daging yang akan
diamati.Hasil Pengamatan
Enzim
|
Pengamatan
|
Suhu almari pendingin 4°C
|
Suhu ruang 28°C
|
Suhu pemanasan 40°C
|
||||||
Menit
|
Menit
|
Menit
|
||||||||
30
|
60
|
90
|
30
|
60
|
90
|
30
|
60
|
90
|
||
Papain
|
Tekstur
|
Alot
|
Agak
alot
|
Agak
alot
|
Agak
alot
|
Alot
|
Alot
|
Agak
alot
|
Empuk
|
|
Warna
|
Dalam:
merah tua
Luar:
merah tua pudar
|
Merah
keunguan
|
Merah
pucat
|
Merah
pucat
|
Merah
pucat
|
Merah
pucat
|
Merah
pudar
|
Merah
pucat
|
Merah
pucat
|
|
Bromelin
|
Tekstur
|
Alot
|
Agak
alot
|
empuk
|
Alot
|
Agak
empuk
|
Empuk
|
Alot
|
Agak
alot
|
empuk
|
Warna
|
Luar:Merah
pucat
Dalam:
merah
|
Luar
dalam: merah sangat pucat
|
Luar:
pucat
|
Merah
pucat
|
Merah
keunguan pucat
|
Merah
keunguan lebih pucat dari 60’
|
Merah
pucat (kontrol papain bromelin 28°C
|
Lebih
pucat dari 30’
|
Lebih
pucat dari 30’ dan 60’
|
|
Kontrol
|
Tekstur
|
Sangat
alot
|
Sangat
alot
|
Sangat
alot
|
Sangat
alot
|
Sangat
alot
|
Sangat
alot
|
Sangat
alot
|
alot
|
Agak alot
|
Warna
|
merah
tetap
|
merah
tetap
|
merah
tetap
|
merah
tetap
|
merah
tetap
|
merah
tetap
|
Merah
pucat
|
Merah
pucat (tetap)
|
Lebih
pucat
|
Pembahasan
Daging
didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil pengolahan
jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak menimbulkan
gangguan kesehatan bagi yang memakannya (Soeparno1998).
Tingkat
keempukan daging dipengaruhi oleh struktur jaringan ikat pada daging. Daging
dari hewan yang sudah tua memiliki protein jaringan ikat atau jaringan ikatan
silang yang semakin banyak jumlahnya, sehingga daging tersebut akan bersifat
alot. Sebaliknya, daging dari hewan yang lebih muda memiliki jaringan ikat yang
labil terhadap panas, sehingga ketika dimasak, jaringan ikat tersebut mudah
putus dan menghasilkan daging yang empuk (Yati Setiati, 2014).
Warna
merupakan salah satu parameter mutu daging dan produk olahannya. Mioglobin
merupakan pigmen utama penyusun 80% dari pigmen daging dan berwarna merah
keunguan. Kadar mioglobin daging akan mempengaruhi derajat warna merah daging.
Kadar mioglobin bervariasi dengan spesies, umur, jenis kelamin, jenis otot dan
aktivitas fisik (Setiani, 2014).
Reaksi
perubahan warna dalam daging segar adalah reaksi yang dapat balik dan bersifat
dinamis dengan interkonversi konstan dari tiga bentuk pigmen:
mioglobin,oksimioglobin dan metmioglobin (Fox, 1966). Warna ungu pada karakteristik mioglobin
dapat ditemukan pada area yang lebih dalam dari permukaan daging. Permukaan
yang berwarna merah cerah atau merah cherry adalah akibat adanya pigmen oksimioglobin.
Selama penyimpanan, lapisan coklat metmioglobin terbentuk pada permukaan daging dan
stabil pada beberapa milimeter di bawah permukaan daging. Oksigenasi mioglobin
mengarah pada pembentukan warna merah terang oksimioglobin. Selama proses ini
molekul oksigen secara langsung terikat dengan besi-besi heme dalam mioglobin.
Oksidasi mioglobin yang mengarah pada pembentukan metmioglobin secara
ekstensif dipelajari
oleh George
dan Stratmann
(1952). Mereka menemukan
bahwa reaksi terjadi pada
orde pertama terhadap mioglobin tidak teroksidasi. Oksidasi pigmen heme adalah proses yang
oksidasi lambat dan
berkesinambungan. Ketika daging dalam keadaan segar,
pengurangan aktivitas produksi
zat endogen untuk jaringan yang berlangsung secara
terus-menerusakan mengurangi pigmen dan kembali kewarna
ungu(Mb) dan keberadaan oksigen harus tetap ada(Fox, 1966). Ketika daging segar dimasak, mioglobin
akan teroksidasi membentuk metmioglobin dan setelah denaturasi protein terjadi akan
terbentuk warna daging selanjutnya yang disebut etmio kromogen. Metmiokromogen memiliki ion karboksilat dari globinter denaturasi dan air sebagai aksialligan. Senyawa ini bertanggung jawab dalam pembentukan warna coklat ketika daging diawetkan atau
dimasak (Tarladgis, 1962).
KESIMPULAN
·
Jika enzim papain dan bromelin
dibandingkan, maka akan didapatkan hasil pada suhu dingin, pengaruh enzim
bromelin menyebabkan daging yang direndam lebih empuk, sedangkan pada suhu
ruang daging yang lebih empuk dilihat pada daging yang direndam oleh enzim
papain, dan pada suhu pemanasan, daging yang empuk adalah yang melalui
perendaman oleh enzim bromelin.
·
Jika dilihat dari warnanya maka
dapat dilihat bahwa pada suhu ruang yang direndam enzim papain berwarna lebih
pucat.
·
Enzim papain menguraikan protein
daging pada serat-serat otot dan menghidrolisis menjadi peptida yang lebih
kecil, sedangkan enzim bromelin enguraikan protein daging pada jaringan ikat
protein, mendegradasinya dan selanjtnya memberikan efek empuk pada daging.
DAFTAR
PUSTAKA
Aechle, W. (2007).Enzymes in Industry—Production and
Applications.Leiden, The Netherlands: WILEY-VCH Verlag GmbH and Co. KGaA.
Soeparno, (1998), Ilmu dan Teknologi Daging, Gajah Mada University
Press, Yogyakarta
Silaban, Ramlan. Dkk. Studi Pemanfaatan Enzim Papain Getah Buah
Pepaya untuk Melunakan Daging. [Online] Tersedia di : http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Article-28397-Studi%20Pemanfaatan%20Enzim%20Papain%20Getah%20Buah%20Pepaya%20Untuk%20Melunakkan%20Daging.pdf.
Diakses pada : 07 Mei 2015
Suryatinah, Y., Andiarsa, D., dan Hairani,
B. (2013). CYSTEINE EFFECT TO CRUDE PAPAIN PROTEOLYTIC ACTIVITY ON ASCARIDIA GALLI
MORTALITY IN VITRO. Jurnal Epidemiologi
dan Penyakit Bersumber Binatang, 4 (4), hlm. 188 – 191.
Tarladgis,
B.G. 1962a. Interpretation of the spectra
of meat pigments. I. Cooked meats. J. Sci. Food Agric.13:481
0 komentar:
Posting Komentar