Rabu, 29 Juli 2015




Ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lamb) merupakan salah satu komoditi pertanian yang mempunyai prospek untuk dikembangkan di lahan yang kurang subur dan sebagai bahan olahan ataupun sebagai bahan baku industri. Menurut sejarahnya, tanaman ubi jalar berasal dari Amerika Tengah tropis, namun ada yang berpendapat lain yaitu dari Polinesia. Tanaman ubi jalar masuk ke Indonesia diduga dibawa oleh para saudagar rempah-rempah (Iriani, E dan Meinarti N, 1996 dalam Apriliyanti 2010).

Alat
Alat yang digunakan untuk pembuatan produk antara lain pisau, panci, parutan, kain saring, tampah atau nyiru, grinder, kompor gas, ayakan, seater, noodle maker, blender, wajan, timbangan, baskom plastik, oven, dan sendok.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain ubi jalar ungu, tepung terigu sebagai pensubstutusi, larutan metabisulfit 0,3%, air, garam dapur, telur.

 Prosedur Kerja

Proses Pembuatan Tepung Ubi Ungu

Ubi jalar ungu dicuci dan dikupas terus diiris tipis-tipis. Irisan selanjutnya direndam dalam larutan metabisulfit 0,3% selama 5 menit untuk mencegah pencoklatan. Kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 60oC selama 10 jam (sampai kering), didinginkan sampai suhu ruang, terus digiling dan disaring dengan ayakan 80 mesh.

Proses Pembuatan Mie Kering

Proses pembuatan mie kering dari ubi jalar terdiri dari tahapan sebagai berikut: Bahan baku berupa tepung ubi jalar ungu 50%, Kemudian, bahan tambahan berupa tepung terigu 50 %, garam 4,4%, air 1.5%,  telur ayam utuh 17,6%, dan air secukupnya dicampurkan ke dalam campuran adonan. Seluruh campuran bahan diaduk sekitar 15 menit sampai terbentuk adonan yang homogen. Kemudian mencetak adonan dengan noodle maker,hingga menghasilkan pilinan mie, kemudian dilakukan pengukusan sselama 10 menit pada suhu 100 oC. Mie hasil pengukusan kemudian dikeringkan dengan pengering cabinet suhu 60 °C selama 12 jam sehingga dihasilkan mie kering.

Pembuatan mie ubi jalar ungu dilakukan sebanyak tiga kali percobaan dengan formula yang berbeda. Pada percobaan 1, menggunakan tepung tapioka 15% dan tepung ubi jalar ungu 85%, ½ dari telur ayam utuh, air 30%, garam 0.5%. Pada percobaan 2, menggunakan tepung terigu 15%, tepung ubi jalar ungu 85%, ½ dari telur ayam utuh, air 30%, garam 0.5% dan pada percobaan 3, menggunakan tepung terigu 50%, tepung ubi jalar ungu 50% dan 17,6% telur ayam, air secukupnya, garam 4,4%.
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan  hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahapan proses pembuatan mie ubi ungu adalah, pengeringan, suhu, pengukusan, jenis dan konsentrasi bahan tambahan yang digunakan
2.      Karakateristik sensori terbaik diperoleh dengan formulasi penambahan tepung terigu 50% dan tepung ubi jalar ungu 50%.

5.2 Saran
               Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memperbaiki warna dan tekstur mie ubi ungu agar produk dapat diterima oleh konsumen. Serta perlu penelitian lebih lanjut tentang penggunaan jenis bahan tambahan yang sesuai.

  DAFTAR PUSTAKA

Apriliyanti, Tina. 2010. Kajian Sifat Fisikokimia dan Sensori Tepung Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas Blackie) dengan Variasi Proses Pengeringan. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.
Febrianto, Arie. 2013. Karakteristik Organoleptik Produk Mie Kering Ubi Jalar Kuning (Ipomoea Batatas) (Kajian Penambahan Telur Dan CMC).Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya.
Ginting, Erliana., dkk. 2011. Iptek Tanaman Pangan:  Potensi Ubijalar Ungu sebagai Pangan Fungsional.Vol. 6 No. 1 – 2011. Peneliti pada Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang.
Hardoko.,dkk. 2010. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan: Pemanfaatan Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L. Poir) Sebagai Pengganti Sebagian Tepung Terigu dan Sumber Antioksidan pada Roti Tawar. Vol. XXI. No. 1. Jurusan Teknologi Pangan, Universitas Pelita Harapan.

0 komentar:

Posting Komentar