Senin, 27 Juli 2015


Daun cengkeh merupakan hasil dari pohon cengkeh yang belum banyak pemanfaatannya dibandingkan dengan bunga atau tangkai cengkeh yang banyak digunakan untuk industri rokok dan makanan.

Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang diperoleh dari tanaman cengkeh (Eugenia caryophyllata Thunb). Minyak atsiri ini dapat diperoleh dari bunga, batang, dan daun tanaman cengkeh. Kualitas minyaknya dievaluasi dari kandungan fenol, terutama eugenol. Indonesia mempunyai potensi sebagai penghasil minyak atsiri yang berlimpah. 
Salah satu cara pengambilan minyak dalam daun cengkeh adalah ekstraksi dengan pelarut yang mudah menguap, seperti kloroform, eter, aseton, heksana atau alkohol. Ekstraksi minyak daun cengkeh dengan menggunakan alkohol menghasilkan rendemen yang lebih tinggi. Pada proses leaching, terjadi difusi minyak dari dalam daun cengkeh ke fasa cair yaitu pelarut dan minyak akan terjadi keseimbangan dimana pada keadaan ini minyak dalam daun cengkeh tidak dapat mendifusi lagi ke pelarut.
Minyak daun cengkeh dapat dihasilkan dengan cara penyulingan dari daun tanaman cengkeh yang telah luruh. Daun cengkeh mengandung minyak 1-4%, sehingga dapat ekstraksi menjadi minyak atsiri yang bernilai ekonomis tinggi. Oleh karena itu, pengambilan minyak dari daun cengkeh cukup potensial untuk dilakukan.
1    Alat dan Bahan
Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun cengkeh kering dan bahan kimia berupa etanol (C2H5OH), dan air (H2O). Sedangkan alat-alat yang dibutuhkan antara lain, heating mantle, labu leher tiga, impeller, termometer, batang poros, mixer, statif, dan klem.



1.1  Prosedur Kerja
1.      Daun cengkeh dikeringkan di ruangan terbuka, diukur kadar airnya.
2.      Percobaan pendahuluan untuk menentukan waktu kesetimbangan :
·         Daun cengkeh sebanyak 90 g diekstraksi di dalam etanol 96% dengan volume 500 ml.
·         Dilakukan leaching pada suhu 30oC dan putaran pengaduk 460 rpm.
·         Leaching dilakukan selama 1 dan 3 jam.
·         Setelah selesai, daun disaring.
·         Waktu setimbang = Ketika rendemen minyak relatif tidak berubah terhadap waktu.
3.      Percobaan utama untuk mengetahui pengaruh suhu, volume etanol dan waktu proses leaching terhadap rendemen :
·         Dilakukan pada variasi suhu 30oC dan 50oC .
·         Dilakukan variasi penambahan etanol 96%, konsentrasi 500 dan 600 ml.
·         Alat dirangkai
·         Dilakukan penyulingan pada temperatur 78oC.
·         Dilakukan tahap ekstraksi dengan menggunakan larutan basa NaOH 5%.
Pembahasan
 Pada prinsipnya ekstraksi dengan menggunakan metode destilasi solvent ini bertujuan untuk memisahkan komponen yang ada dalam bahan yang diekstraksi dengan menggunakann pelarut tertentu. Terdapat tahapan proses Leaching pada praktikum ini yang bertujuan melarutkan komponen padat dengan suatu pelarut tertentu. Ekstraksi dengan pelarut dilakukan dengan mempertemukan bahan yang akan diekstrak dengan pelarut selama waktu tertentu, diikuti pemisahan filtrat terhadap residu bahan yang diekstrak (Houghton dan Raman, 1998).          

Selain karena keadaan proses yang kami gunakan juga berbeda dengan yang dilakukan pada literatur, kami juga menambahkan waktu yang diguankan, waktu yang digunakan selama ekstraksi sangatlah berpengaruh kepada jumlah rendemen yang dihasilkan oleh daun cengkeh tersebut. Dengan menggunakan suhu yang tinggi, dapat menghasilkan jumlah rendemen yang meningkat. Namun ketika kami menaikan suhu yang terdapat pada literatur yang kami gunakan, hasil yang didapatkan malah menyebabkan rendemen yang sudah terkumpul tersebut menjadi kering, dan menghasilkan warna kehitaman yang berarti rendemen hasil ekstraksi dari daun cengkeh yang kami lakukan ini tidak sesuai dengan literatur yang ada. Karena adanya padatan terlarut yang ikut terbawa, maka kami pun tidak dapat menghitung jumlah rendemen minyak atsiri yang dihasilkan.
Kesimpulan 
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh hasil 30 ml yang terdiri dari minyak daun cengkeh serta padatan yang terlarut di dalamnya sehingga rendemen tidak dapat dihitung. Padatan terlarut dapat terlihat dari warna hitam pekat yang dihasilkan setelah proses ekstraksi dan destilasi. Hal ini dapat dikarenakan tidak samanya kondisi proses ekstaksi dengan literatur. Salah satunya yaitu suhu dan lamanya waktu ekstraksi yang dilakukan.


DAFTAR PUSTAKA
Bangkit P. S., Tagora, Sirait, Rinaldry dan Iriany. (2012) PENENTUAN KONDISI KESEIMBANGAN UNIT LEACHING PADA PRODUKSI EUGENOL DARI DAUN CENGKEH. Jurnal Teknik Kimia USU, 1 (1), hlm. 10-14.
Guenther, Ernest. (1987) Minyak Atsiri (Jilid I). Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia
Houghton PJ and Raman. (1998) Labpratory Handbook for The Fractionation of Natural Extract.London: Chapman and Hall
Tedjawicaksana, Teddy. (2004)Pengaruh Temperatur dan Jenis Pelarut terhadap Pembuatan MinyakKelapa Sawit dengan Ekstraksi Semikontinu. Laporan Hasil Penelitian. Departemen Teknik Kimia. Universitas Katolik Parahyangan.
Walangare, dkk. (2013) Rancang Bangun Alat Konversi Air Laut Menjadi Air Minum Dengan Proses Destilasi Sederhana Menggunakan Pemanas Elektrik. e-Jurnal Teknik Elektro dan Komputer. –(-), hlm.1-11.

1 komentar: