Pembuatan Selai Dan Saus
A.
Pembuatan
Selai
Pembuatan
selai pada prinsipnya adalah penggulaan. Pada praktikum dilakukan pembuatan
selai strawberry. Selai atau sering disebut juga “jam” merupakan makanan semi
padat yang berbahan dasar bubur buah dicampur dengan 35 – 45 bagian gula dan
dipanaskan sampai kandungan gulanya berkisar antara 50 – 65%.
Untuk
menghasilkan selai dengan kualitas yang baik, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yakni perlu diperhatikan tingkat kematangan buah yang digunakan,
perhatikan pula urutan pemasukan bahan, dan perlu memperhatikan kadar
penambahan asam, pektin, dan gula. Berdasarkan hasil pengamatan, hal-hal
tersebut sangat mempengaruhi kualitas selai yang dihasilkan. Berdasarkan
referensi dan landasan teori yang ada, pH optimum yang sesuai dalam pembuatan
selai berkisar antara 3,10 - 3,46. pH yang optimum untuk pembentukan
penjendalan.
pH
pada pure buah strawberry dalam pembuatan selai ini sudah optimum yaitu 3,2
sehingga tidak diperlukan penambahan asam sitrat. Selain pengukuran pH,
dilakukan pula uji alkohol untuk mengetahui kadar pektin yang terdapat dalam
pure buah, setelah dilakukan uji alkohol dapat diketahui bahwa pectin yang
terkandung dalam pure strawberi adalah sedang, karena ketika uji alkohol terlihat
gel lunak dan terpecah menjadi 2-3 bagian, oleh karena itu dilakukan penambahan
pektin dari pure wortel sebanyak 5ml.
Berdasarkan
hasil pengamatan dapat diketahui karakteristik sensori pada selai strawberry,
hal yang sangat berpengaruh pada kualitas warna, cita rasa, tektur, dan aroma
selai adalah bahan-bahan tambahan yang di gunakan, yaitu pektin, asam, dan gula.
Warna yang dihasilkan pada selai strawberry yang dibuat adalah merah segar. Warna merah berasal dari bahan yang digunakan yaitu, buah strawberry. Untuk menjaga dan menghasilkan warna yang baik dan menarik, perlu diperhatikan lama pemasakan, suhu pemasakan, dan waktu pemasukan gula, jika urutan pemasukan bahan tidak diperhatikan, dapat mempengaruhi warna pada selai. Jika gula dimasukkan terlalu awal dapat menyebabkan kristalisasi gula.
Warna yang dihasilkan pada selai strawberry yang dibuat adalah merah segar. Warna merah berasal dari bahan yang digunakan yaitu, buah strawberry. Untuk menjaga dan menghasilkan warna yang baik dan menarik, perlu diperhatikan lama pemasakan, suhu pemasakan, dan waktu pemasukan gula, jika urutan pemasukan bahan tidak diperhatikan, dapat mempengaruhi warna pada selai. Jika gula dimasukkan terlalu awal dapat menyebabkan kristalisasi gula.
Aroma yang
dihasilkan yaitu aroma kuat dari bahan yang digunakan, yaitu aroma buah
strawberry. Rasa dari selai
strawberry yaitu manis, dan agak asam. Penambahan gula juga mempengaruhi aroma
dan cita rasa yang dihasilkan. Rasa asam pada selai bukan dari penambahan asam
sitrat, tetapi dari rasa asam pada buah strawberry.
Tekstur selai
strawberry yang dihasilkan ini kental, lembut, dan lengket. Penambahan dan
terbentuknya kompleks gel pektin, asam, dan gula sangat mempengaruhi tekstur. Pektin,
gula, dan asam sitrat yang ditambahkan, harus berada dalam keseimbangan yang
sesuai sehingga tekstur selai yang dihasilkan akan baik. Gula yang ditambahkan
pada proses ini akan berpengaruh terhadap keseimbangan pektin-air yang ada.
Pektin akan mengalami penggumpalan dan membentuk serabut halus, struktur ini
mampu menahan cairan. Bila gula yang ditambahkan terlalu sedikit, selai akan
menjadi keras. Sedangkan, penambahan gula yang berlebihan akan menyebabkan tekstur
selai menjadi lunak/cair. Penambahan pure wortel juga mempengaruhi tekstur
pektin, selain itu bahan ( buah ) yang digunakan harus pula diperhatikan
tingkat kematangannya, buah yang baik digunakan dalam pembuatan selai baiknya,
yang sudah matang karena mengandung solulable pektin.
Standar
kualitas selai yang baik ditentukan pula oleh daya oles pada selai. Jika daya oles selai rendah, dan selai
terlalu encer atau terlalu keras maka akan menyebabkan selai sulit dioles pada
roti, crackers dll. Hal tersebut biasanya dapat menurunkan penerimaan konsumen.
Penambahan gula mempengaruhi daya oles pada selai. Kemampuan gula mengikat air,
menyebabkan kadar air menurun dan kelarutan
gula meningkat yang mengakibatkan viskositas selai buah strawberry meningkat.
B.
Pembuatan
Saus
Praktikum
pembuatan saus menggunakan paprika kuning sebagai bahan dasar. Saus adalah
sejenis kua utama menyedapkan makanan atau pemberi aroma pada makanan. Bahan
dasar untuk membuatnya dapat dari sayuran, kacang-kacangan, dan buah-buahan.
Pada pembuatannya ditambahkan gula, garam, cuka, dan rempah untuk penambah
aroma. Penampilan saus dari bahan baku umumnya adalah kental (Anonim, 2008).
Pembuatan
saus paprika melalui beberapa tahap yaitu pembuatan pasta, pencampuran bahan
tambahan makanan, pemasakan dan pengemasan. Dalam pembuatan pasta saus paprika,
paprika segar diblansir terlebih dahulu dengan cara. Hal ini bertujuan untuk
mempertahankan warna pada paprika agar saus yang dihasilkan berwarna cerah
walaupun tanpa pewarna.Berdasarkan hasil pengamatan diketahui karakteristik
sensori saus paprika sebagai berikut,
Warna dari saus paprika yang dihasilkan
yaitu kuning kecoklatan. Warna kuning berasal dari paprika kuning yang
digunakan. Warna coklat dipengaruhi oleh penambahan gula yang terkaramelisasi, karena
suhu terlalu tinggi dan pemanasan yang terlalu lama, sehingga berpengaruh
terhadap karakteristik warna saus. Aroma pada saus aprika adalah aroma khas
rempah yang sangat kuat, terutama aroma kayu manis, sementara aroma paprika
hanya tercium sedikit dan tidak terlalu pekat.
Rasa yang dihasilkan dari saus paprika adalah
rasa rempah-rempah yang sangat kuat, agak pedas namun rasa rempah lebih kuat
dari rasa pedas tersebut. Tekstur pada saus, kurang baik, karena terlalu
kental. Tekstur yang dihasilkan tersebut dipengaruhi oleh penambahan pati. Hal
tersebut dikarenakan penambahan pati yang terlalu banyak, sehingga menyebabkan
tekstur terlalu kental. Selain itu tekstur nya tidak haus karena masih terdapat
butir-butir rempah yang tidak dihancurkan secara halus. Sehingga mengganggu
kenampakan saus secara keeluruhan, dan sedikit merusak tekstur pada saus.
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum,
kajian pustaka dan pembahasan berikut merupakan beberapa hal yang dapat
disimpulkan :
1.
Prinsip pembuatan selai adalah penggulaan
2.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menghasilkan selai dengan
kualitas yang baik yaitu, perlu diperhatikan tingkat
kematangan buah yang digunakan, perhatikan pula urutan pemasukan bahan, dan
perlu memperhatikan kadar penambahan asam, pektin, dan gula.
3.
Penambahan rempah-rempah, dan penambahan
pati berpengaruh terhadap citarasa dan aroma pada saus.
DAFTAR PUSTAKA
Halifah,
jamaya. 2010. Pebuatan Saus Tomat: Sulawesi selatan. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Sulawesi Selatan.
Muryanti. 2011. : Pembuatan Selai Herbal Rosella
Kaya Antioksidan dan Vitamin C: Surakarta. Universitas Sebelas Maret
Koswara,
Sutrisno. 2009. Pengolahan aneka saus.
Ebookpangan.com
0 komentar:
Posting Komentar